Sabtu, 10 November 2012

Kata Nenek, itu Pamali tau



Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah budaya, bahasa daerah dan suku bangsa terbanyak di dunia. Sehingga Indonesia dikenal sebagai negara kaya budaya yang dikagumi dunia. Salah satu suku yang terkenal adalah suku Sunda. Merupakan suku dengan jumlah yang terbanyak setelah suku Jawa. Daerahnya meliputi pulau Jawa bagian barat atau provinsi Jawa Barat. Dikenal juga dengan nama Tatar Sunda, Pasundan dan Parahyangan.
Saya sebagai urang (orang) Sunda asli sering kali mendengar hal-hal mitos yang menurut penilaian saya tidak masuk akal (maklum anak zaman sekarang, hehe). Yaitu kata “pamali” yang sering saya dengar dari nini (nenek) saya. Hebatnya, istilah pamali ini juga sering disebut tidak hanya oleh orang Sunda, mungkin bagi yang diluar Sunda belum ada istilah yang tepat kali ya hehe. Istilah Pamali ini sebenarnya bisa dikatakan sebagai larangan untuk tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan sesuatu yang jelek, akibatnya itu yang dianggap tidak masuk akal. Nah, seperi yang akan disebutkan berikut ini, dan saya akan mencoba menjelaskannya sesuai logika.

1. Jangan diam di depan pintu, nanti susah jodoh?
Apa hubungannya pintu sama jodoh, memangnya jodoh ada di tangan pintu? (hehe). Memang tak ada hubunganya. Tapi, jika kita pikirkan dalam-dalam ternyata ada maksud yang tersirat dari perkataan pamali di atas. Mugkin dengan kita berdiam di pintu, secara logika menghalangi orang yang mau masuk, dan mungkin orang enggan masuk karena ada seseorang yang menghalangi.
Nah, maka dari itu orang jaman baheula (dahulu) menerapkan kata-kata di atas agar anak-anaknya merasa ” takut” dengan ancaman “susah jodoh” . Tapi, mungkin tujuannya baik agar tidak menghalangi orang masuk. Karena tidak sopan jika menghalangi orang untuk masuk, dan terkesan tidak menerima kedatangannya. 

2. Jangan bersiul, nanti beras hilang?
Apa maksudnya ya? Oh.., mungkin karena dulu mayoritas orang Sunda profesinya petani yang tentu menjaga dan merawat padi dari ganguan hama dan gulma. Dan hama yang sering menggangu adalah burung. Kalau bersiul-siul maka sama saja mengundang burung-burung untuk mempersilahkan mengambil padi-padi. Dan kata-kata itu masih saja digunakan walaupun jika ada di rumah.

3. Jangan makan ceker ayam, nanti tulisannya jelek?
Siapa sih yang gak suka ceker ayam? apalagi kalau disop (kebetulan saya gak suka, pizzz ah!!) Tapi kenapa ko dilarang makan ya, padahal kan halal. Mungkin karena ayam suka cakar-cakar di tanah kalau lagi cari makan dan model cakarannya tidak artistik, sehingga dijadikan bahan untuk mendidik anak-anak zaman baheula agar jangan terlalu rakus. Lagian ngapain ceker dimakan, kan masih banyak bagian lain yang banyak dagingnya. Iya kan?, hehe...
4. Jangan mainin kaca, kalau gledeg datang?
Biasanya anak-anak suka main-main sama cermin dengan mengarahkannya pada sinar matahari dan akan memantul-mantul. Tapi apa iya bisa ngundang gledeg datang? Sebenarnya belum ada faktanya. Tapi mungkin hanya akal-akalan orang tua zaman dulu untuk menasehati anaknya. Karena cukup silau cahaya yang dipantulkan dan dapat menyakitkan mata, maka dari itu orang tua menakut-nakuti dengan kata-kata di atas agar anaknya berhenti dan melakukan hal yang lebih berguna.

5. Jangan memandikan kucing, nanti hujan angin?
Ngapain juga kucing dimandiin? Kucing itu pada dasarnya hewan bersih bahkan air liurnya pun bersih, berbeda dengan anjing walaupun sering mandi tetap saja najis. Itulah alasan kenapa kucing jadi piaraan nabi (ko’ ngelantur jauh, tapi benar loh..). Kembali ke yang topik, kenapa dilarang memandikan kucing, karena mungkin orang tua kasihan pada kucing yang benci kalau kana air, dan itu coba disampaikan pada anak-anak agar menyayangi kucing, karena biasanya mereka suka main air dan kucing. Hanya saja melarangnya dengan menakut-nakuti seperi itu, karena jika tidak seperti itu anak-anak tidak menghiraukannya.

Nah, itulah beberapa pamali yang sering saya dengar, dan sebenarnya masih banyak lagi. Tapi jika dipikir-pikir lagi secara lodis, dari pamali itu ternyata ada pelajaran yang bisa diambil walaupun disadarinya ketika telah tumbuh menjadi dewasa.
Tapi bagaimana pun setiap yang dikatakan orang tua, pasti mereka bermaksud untuk mengajari anak-anaknya pada hal yang baik. Dan setiap orang tua mempunyai cara yang unik dalam penyampaiannya.Dan orang Sunda menyampaikannya melalui istilah pamali. Semaoga manfaat & maaf bila banyak kekurangan...^_^