Indonesia merupakan
negara yang memiliki jumlah budaya, bahasa daerah dan suku bangsa terbanyak di
dunia. Sehingga Indonesia dikenal sebagai negara kaya budaya yang dikagumi
dunia. Salah satu suku yang terkenal adalah suku Sunda. Merupakan suku dengan
jumlah yang terbanyak setelah suku Jawa. Daerahnya meliputi pulau Jawa bagian
barat atau provinsi Jawa Barat. Dikenal juga dengan nama Tatar Sunda, Pasundan
dan Parahyangan.
Saya sebagai urang
(orang) Sunda asli sering kali mendengar hal-hal mitos yang menurut penilaian
saya tidak masuk akal (maklum anak zaman sekarang, hehe). Yaitu kata “pamali” yang sering saya dengar dari nini (nenek) saya. Hebatnya, istilah pamali ini juga sering disebut tidak
hanya oleh orang Sunda, mungkin bagi yang diluar Sunda belum ada istilah yang
tepat kali ya hehe. Istilah Pamali
ini sebenarnya bisa dikatakan sebagai larangan untuk tidak melakukan sesuatu
yang dapat menimbulkan sesuatu yang jelek, akibatnya itu yang dianggap tidak
masuk akal. Nah, seperi yang akan disebutkan berikut ini, dan saya akan mencoba
menjelaskannya sesuai logika.
1.
Jangan diam di depan pintu, nanti susah jodoh?
Apa hubungannya pintu sama jodoh,
memangnya jodoh ada di tangan pintu? (hehe). Memang tak ada hubunganya. Tapi,
jika kita pikirkan dalam-dalam ternyata ada maksud yang tersirat dari perkataan
pamali di atas. Mugkin dengan kita berdiam di pintu, secara logika menghalangi
orang yang mau masuk, dan mungkin orang enggan masuk karena ada seseorang yang
menghalangi.
Nah, maka dari itu orang jaman baheula (dahulu) menerapkan kata-kata di
atas agar anak-anaknya merasa ” takut” dengan ancaman “susah jodoh” . Tapi,
mungkin tujuannya baik agar tidak menghalangi orang masuk. Karena tidak sopan
jika menghalangi orang untuk masuk, dan terkesan tidak menerima kedatangannya.
2.
Jangan bersiul, nanti beras hilang?
Apa maksudnya ya? Oh.., mungkin karena
dulu mayoritas orang Sunda profesinya petani yang tentu menjaga dan merawat
padi dari ganguan hama dan gulma. Dan hama yang sering menggangu adalah burung.
Kalau bersiul-siul maka sama saja mengundang burung-burung untuk mempersilahkan
mengambil padi-padi. Dan kata-kata itu masih saja digunakan walaupun jika ada
di rumah.
3.
Jangan makan ceker ayam, nanti tulisannya jelek?
Siapa sih yang gak suka ceker ayam?
apalagi kalau disop (kebetulan saya gak suka, pizzz ah!!) Tapi kenapa ko
dilarang makan ya, padahal kan halal. Mungkin karena ayam suka cakar-cakar di
tanah kalau lagi cari makan dan model cakarannya tidak artistik, sehingga
dijadikan bahan untuk mendidik anak-anak zaman baheula agar jangan terlalu rakus. Lagian ngapain ceker dimakan,
kan masih banyak bagian lain yang banyak dagingnya. Iya kan?, hehe...
4.
Jangan mainin kaca, kalau gledeg datang?
Biasanya anak-anak suka main-main sama
cermin dengan mengarahkannya pada sinar matahari dan akan memantul-mantul. Tapi
apa iya bisa ngundang gledeg datang? Sebenarnya belum ada faktanya. Tapi
mungkin hanya akal-akalan orang tua zaman dulu untuk menasehati anaknya. Karena
cukup silau cahaya yang dipantulkan dan dapat menyakitkan mata, maka dari itu
orang tua menakut-nakuti dengan kata-kata di atas agar anaknya berhenti dan
melakukan hal yang lebih berguna.
5.
Jangan memandikan kucing, nanti hujan angin?
Ngapain juga kucing dimandiin? Kucing
itu pada dasarnya hewan bersih bahkan air liurnya pun bersih, berbeda dengan anjing
walaupun sering mandi tetap saja najis. Itulah alasan kenapa kucing jadi
piaraan nabi (ko’ ngelantur jauh, tapi benar loh..). Kembali ke yang topik,
kenapa dilarang memandikan kucing, karena mungkin orang tua kasihan pada kucing
yang benci kalau kana air, dan itu coba disampaikan pada anak-anak agar
menyayangi kucing, karena biasanya mereka suka main air dan kucing. Hanya saja
melarangnya dengan menakut-nakuti seperi itu, karena jika tidak seperti itu
anak-anak tidak menghiraukannya.
Nah, itulah beberapa
pamali yang sering saya dengar, dan sebenarnya masih banyak lagi. Tapi jika
dipikir-pikir lagi secara lodis, dari pamali itu ternyata ada pelajaran yang
bisa diambil walaupun disadarinya ketika telah tumbuh menjadi dewasa.
Tapi bagaimana pun
setiap yang dikatakan orang tua, pasti mereka bermaksud untuk mengajari
anak-anaknya pada hal yang baik. Dan setiap orang tua mempunyai cara yang unik
dalam penyampaiannya.Dan orang Sunda menyampaikannya melalui istilah pamali. Semaoga manfaat & maaf bila
banyak kekurangan...^_^